Belajar Zero Waste: Rumah Minim Sampah - DK Wardhani

Table of Contents
Buku Rumah Minim Sampah, Penulis DK Wardhani

Hari ini saya beres-beres rak buku, lalu tanpa sengaja nemu satu buku lama yang dulu pernah saya beli. Isinya bicara soal zero waste, tentang gimana caranya mengurangi sampah sampai seminimal mungkin.

Saya bukan pegiat zero waste, tapi karena gaya hidup saya cenderung minimalis (yang kadang agak frugal), tanpa sadar saya sudah mengurangi cukup banyak sampah. 

Saya sendiri belum kepikiran buat menjalani gaya hidup minim sampah secara serius, meskipun lucunya saya tahu soal ini lebih dulu sebelum kenal gaya hidup minimalis. 

Meski begitu, saya senang bisa baca buku ini lagi. Dan kali ini, saya sudah bikin reviewnya.

Identitas Buku

  • Judul: Menuju Rumah Minim Sampah
  • Penulis: DK Wardhani
  • Ilustrasi: Enrica Rinitya, Okta Zaida 
  • Penerbit: Pustaka Rumah Main Anak
  • Tahun: 2018
  • Tebal: 180 halaman
  • ISBN: -

Tentang Penulis

DK. Wardhani, atau yang akrab disapa Mbak Dini, adalah ibu dari sepasang anak kembar berusia 13 tahun yang sudah menjalani homeschooling selama tujuh tahun. Lulusan Arsitektur ITB ini aktif menulis dan telah terlibat dalam kurang lebih 60 judul buku, mulai dari buku craft, buku anak, hingga buku nonfiksi bertema lingkungan hidup dan perkotaan.

Blurb

Menuju rumah minim sampah, memang, bukan hal mudah, tetapi bukan juga sesuatu yang mustahil. Rumah minim sampah dibangun berdasarkan kesadaran bahwa sampah tidak hadir begitu saja. Sampah hadir karena kita. Sampah hadir setelah kita memakai sesuatu lalu membuangnya. Nyatanya, sampah hanya akan berpindah tempat dari rumah ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir). Bersih di rumah, tetapi masalah di tempat lain. Oleh karena itu, kita perlu menyikapi sampah secara bijak. Lakukan selalu cegah, pilah, dan olah sampah sejak dari rumah!

Apa yang Dibahas Buku Ini? 

Sesuai dengan judulnya, buku ini membahas soal gaya hidup zero waste. Di tahun buku ini terbit, belum banyak buku lokal yang mengangkat tema serupa, jadi saat itu buku ini cukup menarik buat dibaca.

Tentu saja, zero waste secara harfiah terdengar hampir mustahil. Bayangkan saja: nol sampah!

Kita mungkin langsung skeptis, apa mungkin manusia modern, yang sejak lahir saja sudah menghasilkan sampah popok sekali pakai, bisa benar-benar hidup tanpa sampah? Bahkan tokoh zero waste yang paling ketat seperti Lauren Singer pun masih menghasilkan sampah (ya cuma setengah toples per tahun sih, hehe).

Di buku ini, penulis mencoba menjawab keraguan semacam itu.

Buku ini menjelaskan bahwa nol sampah bukan soal obsesi, tapi soal kendali diri. Bahwa zero waste adalah proses, bukan tujuan akhir yang mutlak. Kita bisa mencapainya secara perlahan, bertahap, dan penuh kesadaran.

“Nol sampah adalah proses, bukan semata tujuan akhir. Untuk itu, kita perlu secara perlahan, bertahap dan bertujuan untuk mencapainya.” – Hal. 11

Sayangnya, penjelasan tadi terasa belum sepenuhnya memuaskan. Mungkin di antara kita sempat bertanya-tanya, kenapa nggak disebut less waste saja, yang terasa lebih realistis ketimbang istilah zero waste yang terdengar agak utopis?

Tapi apapun istilahnya, implementasi tentu jauh lebih penting daripada sekadar memperdebatkan nama. Aksi nyata jauh lebih berdampak daripada mempertanyakan hal-hal yang pada akhirnya nggak terlalu esensial.

Buku Rumah Minim Sampah, Penulis DK Wardhani #belajarzerowaste

Masalah pengelolaan sampah di Indonesia

Masalah sampah memang nggak ada habisnya. Selama manusia masih hidup dan mengonsumsi sesuatu, sampah akan selalu ada. Apalagi sekarang, saat pola konsumsi makin berlebihan, banyak orang nggak sadar bahwa mereka punya tanggung jawab terhadap sampah yang mereka hasilkan sendiri.

Dan, membuang sampah pada tempatnya bukan berarti kita sudah menyelesaikan masalah. Soalnya, sistem pengelolaan sampah di negara ini masih sangat sederhana: kumpul, angkut, buang. Sampah dikumpulkan dari rumah-rumah, diangkut oleh truk, lalu dibuang ke TPS dan akhirnya ke TPA. 

Selesai? Kata siapa.

Ternyata sampah di rumah kita kebanyakan cuma berpindah tempat saja. Sampah yang terkumpul di TPA jauh lebih banyak dibandingkan yang dikelola oleh pemulung dan pengepul sampah. Coba bayangkan, TPA Bantar Gebang saja udah jadi bukti nyata betapa menumpuknya sampah kalau tidak dikelola dengan tepat.

Lalu, kita harus bagaimana?

Cegah, Pilah, Olah

Di buku ini, penulis menyampaikan beberapa cara untuk meringankan masalah sampah, salah satunya mengutip ide gerakan 5R ala Bea Johnson, yaitu:

  • Refuse (menolak)
  • Reduce (mengurangi)
  • Reuse (guna kembali)
  • Recycle (daur ulang)
  • Rot (membusukkan)

Buku Rumah Minim Sampah, Penulis DK Wardhani #belajarzerowaste

Jadi, masalah sampah memang gak bakal selesai dengan daur ulang saja seperti yang biasa kita dengar. Semua berawal dari mengurangi konsumsi, diikuti dengan mendaur ulang sampah anorganik dan mengompos sampah organik.

Selain itu, penulis juga menyusun metode sendiri yang mirip dengan konsep 5R, yaitu metode 

  • Cegah
  • Pilah
  • Olah

Penerapannya dijelaskan satu per satu secara lengkap dan aplikatif. Untuk lebih jelasnya bisa dibaca langsung di buku ini, ya. 

Review Buku Menuju Rumah Minim Sampah 

Buku Rumah Minim Sampah, Penulis DK Wardhani #belajarzerowaste

Dulu saya membeli buku ini secara online. Waktu bukunya sampai, saya langsung sadar ada hal yang berbeda: buku ini hanya dibungkus kardus, tanpa plastik pelindung sama sekali. Dari sini saja sudah kelihatan kalau penulis benar-benar berkomitmen pada prinsip zero waste, bukan sekadar teori.

Begitu dibuka, isi bukunya full color dan dipenuhi ilustrasi menarik. Layout-nya pun menyenangkan untuk dibaca, nggak terasa kaku sama sekali.

Buku ini sangat informatif, terutama untuk pemula yang baru tertarik dengan gaya hidup zero waste. Penulisnya mengenalkan metode Cegah Pilah Olah, yang dibahas secara lengkap dan sistematis. Bahkan ada panduan praktis cara mengompos juga, lho!

Buku Rumah Minim Sampah, Penulis DK Wardhani #belajarzerowaste

Btw, saya lebih suka cara Cegah Pilah Olah ala Mbak Dini ini daripada metode 5R, karena lebih minimalis dan cocok untuk saya. Apalagi saya gak begitu suka melakukan reuse dengan memperbaiki barang-barang rusak. Ketimbang reuse, saya lebih suka membuangnya ke pengepul barang bekas yang saat ini bisa dilakukan lewat aplikasi. 

Saya pribadi suka banget dengan gaya narasinya. Mengalir, jelas, dan terasa dekat. Ditambah lagi dengan banyaknya gambar dan ilustrasi yang bikin betah baca sampai habis.

Yang jelas, buku ini semakin membuka mata saya tentang masalah sampah yang selama ini mungkin saya anggap bukan urusan gue. Saya jadi makin semangat menjalani gaya hidup minimalis yang membuat saya lebih mindful dalam mengonsumsi sesuatu.

Buku Rumah Minim Sampah, Penulis DK Wardhani #belajarzerowaste

Kelebihan buku 

  • Mudah dipahami. Terutama untuk pemula yang baru mengenal gaya hidup minim sampah, khususnya di tingkat rumah tangga. 
  • Secara visual sangat menarik. Buku ini full color, penuh ilustrasi, layout-nya enak dilihat dan nggak membosankan.
  • Idenya brilian. Metode pengelolaan sampah yang diperkenalkan oleh penulis, yaitu CEGAH - PILAH - OLAH, adalah ide yang brilian dan aplikatif. Penulis tidak cuma memberikan informasi, tapi juga panduan langkah demi langkah yang bisa langsung dicoba.

Kekurangan 

  • Tidak banyak membahas sisi sosial-politik dari persoalan sampah. Padahal isu sampah juga dipengaruhi oleh kebijakan dan sistem yang lebih besar.

    Wacana soal sampah biasanya lebih fokus ke perubahan individu, padahal akar masalahnya seringkali struktural: sistem pengelolaan sampah yang belum memadai, regulasi yang lemah, bahkan industri yang terus menciptakan produk sekali pakai.

    Meski begitu, gerakan komunitas dan individu seperti ini tetap perlu, dimulai dari mengelola sampah rumah tangga. Dengan harapan suatu hari suara rakyat yang pro lingkungan hidup dapat mengubah kebijakan politik dan infrastruktur untuk masalah sampah dalam negeri. 

Rating Minimareads: 4/5 ⭐️ ⭐️ ⭐️ ⭐️

*****

Buku ini rekomendasikan dan sebaiknya perlu dibaca siapa saja, karena sampah adalah masalah semua manusia. Dan setiap orang harus dibekali ilmu mengelola sampah.

Salbi
Salbi Seorang minimalist yang senang membaca