The Rest Stop: Anabul Hanya Punya Kita Hingga Akhir Hidupnya
Sebagai pemilik hewan peliharaan, apakah kita pernah menyadari bahwa mereka sangat bergantung kepada pemiliknya? Apalagi hewan yang sudah dirawat sejak kecil, yang tidak pernah mengenal alam liar, di mana bisa saja insting berburunya telah tumpul. Apakah kita pernah menyadari bahwa hidup-mati mereka bergantung pada manusia yang memeliharanya?
Kali ini saya akan mengulas sebuah novel grafis yang menceritakan akhir perjalanan hewan-hewan peliharaan dan hubungan mereka dengan pemiliknya. Silakan lanjut membaca.
Identitas Buku
- Judul: The Rest Stop, Anabul Hanya Punya Kita Hingga Akhir Hidupnya.
- Judul Asli: The Rest Stop
- Penulis cerita: Mijin Jung
- Ilustrasi: Jaseon Gu
- Penerjemah: Dwita Rizki
- Penerbit: Penerbit BACA
- Tahun: 2024 (Cetakan pertama)
- Tebal: 58 halaman
- ISBN: 978-623-8371-19-8
Tentang Penulis dan Ilustrator
Mijin Jung (Penulis)
Mijin Jung aktif sebagai penulis skenario. Ia mengurus anjing nenek-nenek yang tahun ini berusia 16 tahun. Buku karyanya antara lain: Kopi Daejakjeon, Hey, Mr. So-and-so, Clipped Nails, Good Night, Coco, dan Bone.
Jaseon Gu Ilustrator)
Jaseon Gu adalah lulusan jurusan animasi di Korea National University of Arts. Karya animasi pendeknya berjudul Do Re Mi Fa Sol La Si Gom dan Dari Beruang. Dia juga menulis novel grafis berjudul Buku Rubah.
Desain dan Tampilan buku
Buku ini cukup lebar untuk ukuran standar komik, tetapi halamanya hanya berjumlah 58. Jadi ini memang buku yang tipis.
Covernya paperbook, dengan gambar kecil seorang pemuda yang sedang berjalan bersama hewan-hewan. Isi bukunya juga colorful.
Ada pembatas buku juga, yang menurut saya tidak terlalu dibutuhkan untuk sebuah buku yang bisa diselesaikan sekali duduk, atau bahkan sambil berdiri.
Blurb
Tempat singgah sejenak bagi mereka yang akan, menempuh perjalanan.
Seorang pemuda menjaga tempat itu seorang diri.
Kucing. Anjing, Hamster, dan Burung Parkit mendatangi tempat singgah secara bergantian.
Pemuda itu lalu membuka sebuah peta untuk menunjukkan jalan.
Di mana akhir dari perjalanan yang dipandunya?
Kisah seperti apa yang disimpan sekelompok hewan itu?
Rumah kecil di dalam hutan, tempat waktu berhenti.
Beristirahatlah dahulu di tempat singgah sebelum pergi.
Review Buku The Rest Stop
Pertama kali buka buku ini saya sama sekali enggak punya ekspektasi apa-apa soal ceritanya. Blurb-nya gak dibaca, bahkan saya cuma membaca judul besarnya saja: THE REST STOP. Judul kecil yang jadi petunjuk isi buku ini apa malah gak saya perhatikan.
Awalnya saya menganggap buku tipis ini sebagai bonus saja. Saya mendapatkannya dari bundle buku yang saya beli di pameran IBF. Jadi, tadinya memang buat baca iseng-iseng saja, dibaca sambil berdiri juga selesai.
Buku ini menceritakan kedatangan sekumpulan anabul yang curhat soal pemiliknya ke seorang pemuda penjaga pondok di tengah hutan bersalju. Yang datang ada anjing, kucing, burung, hamster.
Awalnya saya pikir ini adalah sekumpulan anabul yang kabur karena kesal dengan perlakuan pemiliknya.
Tapi saat di tengah-tengah cerita, muncul seorang gadis berambut pendek yang sedang membereskan barang-barang milik kucingnya yang sudah tak terpakai. Dari situ mata saya mulai basah. Oh INI toh maksudnya! :'(
Puncaknya adalah saat para pemilik anabul ini menerima surat dari hewan-hewan piaraanya itu. Saya tidak bisa lagi menahan air mata (huhu, paling gak bisa kalau harus soal ini!). Karena saya juga memelihara anabul dan pernah berduka saat anabulku mati.
Seandainya buku ini tidak diakhiri dengan senyuman si gadis berambut pendek yang menemukan keceriaannya kembali, mungkin saya bakal merasa hampa setelahnya.
Saya gak baca buat kedua kalinya. Jadi, cukup.
Ide ceritanya cukup unik, pesan yang mau disampaikan juga sangat menyentuh. Hanya saja kurang panjang untuk sebuah cerita.
Kelebihan buku
- Ilustrasi sederhana tapi indah. Meski beberapa ada gambar tanpa dialog, tapi saya bisa memahami maksudnya dan merasakan emosi yang muncul.
- Idenya ceritanya unik.
Kekurangan
- Buat saya 58 halaman terlalu tipis untuk sebuah novel grafis. Mungkin lebih cocok dibaca saat reading slump.
- Gambarnya kurang tajam. Seperti gambar yang kurang resolusinya, atau yang dicetak terlalu besar. Bukan warnanya ya, tapi lebih ke kualitas pemindaian gambarnya. Warnanya sendiri sepertinya memang sengaja dibuat seperti itu.
Rating Minimareads
4.5/5 untuk sebuah buku cerita bergambar yang tipis namun mempu memunculkan emosi yang dalam untuk saya
*****
Itulah ulasan singkat dari saya, sebuah novel grafis yang menceritakan tentang ujung perjalanan anak-anak bulu.
Akhir kata, sayangilah hewan peliharaan kita. Saat kita memutuskan untuk memeliharannya, itu artinya kita bertanggungjawab selamanya bagi kehidupan mereka.