Perjamuan Khong Guan: Kumpulan Puisi Joko Pinurbo
Orang Indonesia mana yang tidak tahu biskuit Khong Guan? Itu lho yang di kalengnya ada lukisan ibu dan dua orang anak yang lagi makan biskuit. Pasti tahu.
Ngomong-ngomong bapaknya kemana sih?
Haha, konon itu masih misteri. Ada yang bilang bapaknya yang memfotokan. Tapi sumber yang lebih valid bilang, kalau sebenarnya gambar keluarga tanpa bapak itu diambil dari sebuah buku anak bergambar, yang mana bapaknya memang lagi pergi kerja dan nanti si bapak akhirnya juga pulang!
Tapi di buku puisi Joko Pinurbo yang akan saya review ini, misteri keberadaan si bapak dipecahkan melalui cara lain. Ya tentu saja dengan caranya Pak Jokpin.
Identitas Buku
- Judul: Perjamuan Khong Guan, Kumpulan Puisi
- Penulis: Joko Pinurbo
- Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
- Tahun: 2020
- Tebal: 134 halaman
- ISBN: 978-602-06-3759-4 (PDF)
Tentang Joko Pinurbo
Joko Pinurbo adalah penyair yang telah menerbitkan belasan buku puisi, antara lain Celana, Tahilalat, Surat Kopi, Bulu Matamu: Padang Ilalang, Selamat Menunaikan Ibadah Puisi, Malam Ini Aku Akan Tidur di Matamu, Buku Latihan Tidur dan sebuah buku cerita berjudul Srimenanti.
Penyair kelahiran 11 Mei 1962 yang populer dengan panggilan Jokpin ini telah menerima berbagai penghargaan nasional dan internasional. Karya-karyanya telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, Jerman, MandarÃn, dll. Joko Pinurbo tutup usia pada 27 April 2024.
Isi buku Perjamuan Khong Guan
Ini adalah kumpulan puisi Joko Pinurbo. Gaya bahasanya ringan, riang, agak jenaka, dan sedikit nakal. Namun di dalamnya tetap menyisipkan kritik-kritik sosial-politik dan kejadian yang sedang ramai saat itu.
Tiada kata pengantar dan sambutan. Langsung puisi saja. Asyik kan?
Buku ini terdiri dari 4 bab: Kaleng Satu, Kaleng Dua, Kaleng Tiga, Kaleng Empat.
Kaleng satu dan dua berisi puisi-puisi dari tahun 2017-2019.
Kaleng ketiga khusus menceritakan tentang si Minnah. Hmm, siapa kira-kira si Minnah ini. Apakah diambil dari kata ungkapan hancur minah, atau Mpok Minah di sitkom Bajaj Bajuri? Sepertinya bukan. Ah, suka-suka penyairnya sajalah.
Sedangkan Kaleng Empat isinya puisi Khong Guan.
Ada beberapa puisi Jokpin favorit saya dalam buku Perjamuan Khong Guan ini. Antara lain:
DARI JENDELA PESAWAT
KOPI KOPLO
yang kamu minum
dari cangkir cantik itu
kopi?
Itu racun rindu
yang mengandung aku.
(2018)
Nah, terus gimana nasib bapak kaleng Khong Guan di buku ini? Untuk tahu jawabannya silakan baca sendiri, ya :)
Review buku Perjamuan Khong Guan
Dari semua buku kumpulan puisi Jokpin yang pernah saya baca, menurut saya ini salah satu yang terbaik. Puisi-puisinya hampir gak pernah gagal membuat saya mesem-mesem sendiri sekaligus bikin saya tercenung.
Buku ini berformat digital yang saya pinjam dari iPusnas. Keterbacaan format ebook ini sangat bagus, jelas, bisa dihighlight dan tidak pecah. Tapi tentu saja tidak bisa discreeshot.
Desain sampul buku Perjamuan Khong Guan ini termasuk daya tarik tersendiri, dengan ilustrasi khas kaleng biskuit merk kesohor yang meski kadang-kadang kalau kita buka sehabis lebaran isinya bukan lagi biskuit, hehe.
Buku puisi ini tipis jadi sekali duduk pun bisa selesai, tapi buat saya tidak begitu caranya menikmatinya. Puisi seperti ini enaknya dibaca pelan-pelan sambil menyesap ke tiap baris dan bait, sambil menerka-nerka pesan yang sedang ingin disampaikan sang penyair.
Buku ini saya pinjam untuk kedua kalinya. Ya, memang buat saya tidak bisa sekali baca. Untungnya stok buku ini di ipusnas cukup melimpah, jadi saya bisa meminjamnya kapan saja.
Kenapa kaleng Khong Guan?
Kalau saya baca di Kaleng Empat, sepertinya isi kaleng Khong Guan itu representasi dari relung hati dan jiwa penyairnya. Itu menurut saya saja sih. Silakan ditebak-tebak sendiri saat nanti membacanya.
Kelebihan
- Lugu tapi bikin mikir
- Desain covernya unik dan mengundang. Khong Guan bangett.
- Tersedia dalam format digital, bisa beli di Google Playbooks maupun pinjam di e-library seperti iPuasnas.
Kekurangan
- Kata asu (atau asyu) di mana-mana. Sebenarnya ini bukan kekurangan sih, namanya juga puisi, anggap saja umpatan sastrawi, hahaha.
Rating Minimareads
⭐️⭐️⭐️⭐️ 4/5 untuk buku puisi jenaka favorit saya