Review Buku The Little Book of Sloth Philosophy, Jennifer McCartney
Kita dianjurkan untuk tenang dan pelan-pelan saja, namun seringkali mendapat kecaman dari sekitar saat kita mulai tampak bersantai.
Atau jangan-jangan diri kita sendiri lah yang merasa bersalah saat kita ingin sedikit malas? Kita mengira harus selalu menyibukkan diri di zaman yang serba cepat seperti sekarang kalau tidak mau ketinggalan orang-orang.
Identitas Buku
- Judul: The Little Book of Sloth Philosophy, Seni Hidup Santai tapi Tetap Produktif ala Kungkang
- Judul Asli: The Little Book of Sloth Philosophy: And How to Live Your Best Sloth Life
- Penulis: Jennifer McCartney
- Penerjemah: Aswita R. Fitriyani
- Penerbit: Renebook
- Tahun: 2021
- Tebal: 178 halaman
- ISBN: ada
Tentang Penulisnya
Jennifer McCartney adalah seorang penulis New York Times dan telah menerbitkan beberapa buku dengan penjualan terbaik. Lulus dengan gelar M.phil dari University of Glasgow. Tinggal di Brooklyn, New York.
Apa yang Dibahas di Buku The Little Book of Sloth Philosophy?
Hidup yang serba cepat dan terburu-buru membuat kita kehilangan fokus pada diri kita sendiri. Melupakan salah satu hal penting bahwa diri kita juga butuh diperhatikan.
Filosofi kungkang membantu kita lebih rileks dan menemukan kembali keseimbangan diri. Buku ini menyingkirkan mitos tentang produktivitas, dengan menegaskan bahwa tidak masalah bersantai melepas kesibukkan kita sejenak.
Mengapa mengambil hewan kungkang sebagai analogi?
Meskipun kungkang sering dijadikan simbol hewan pemalas, kungkang merupakan hewan yang berhati-hati dalam bertindak. Bisa dibilang, kungkang adalah hewan yang bijaksana,
Buat kamu yang tertarik menjalani gaya hidup slow living mungkin akan tertarik juga dengan buku ini, karena ini membahas bagaimana hidup dengan ritme yang lebih pelan dan lebih berkasih sayang pada diri sendiri.
Ada dua bagian utama di dalam buku ini:
Pertama, mengenal kungkang dan metode filosofi kungkang. Dan bagian dua yang berisi pedoman praktis hidup ala kungkang yang santai namun tetap produktif
Di bagian pertama dijelaskan apa itu metode SLOW: Sleep in, Leave your phone, Opt-out, What's the rush.
- Sleep in. Saat ini kita bahkan harus diingatkan: tidurlah jika lelah. Dunia ini memiliki obsesi terhadap waktu tidur. Di sisi lain kita tahu pentingnya tidur untuk kesehatan, namun di lain sisi kurang tidur dianggap sesuatu yang membanggakan.
- Leave your phone. Sesekali tinggalkan (sebentar aja) smartphone itu. Kita terlalu bergantung pada gadget, padahal terlalu banyak menatap layar gadget dapat merusak otak dan membuat kita kurang gerak.
- Opt out. Jangan berpikir kalau kita harus selalu sibuk, ikut serta dan terhubung, apalagi kalau bukan kewajiban kita. Sesekali tidak melakukan apapun tidak masalah, kita tidak perlu memiliki peranan dalam segala hal.
- What's the rush? Jangan diburu-buru, sadari mana urgensi dan prioritas kita. Ada beberapa hal dalam hidup ini yang tidak harus dilakukan sekarang juga.
Di bagian kedua berisi panduan praktis gaya hidup ala kungkang.
Menurut saya daging-daging tulisan McCartney ada di bagian kedua buku ini. Kunci bahagia jiwa dan raga melalui hidup yang lebih slay and slow, seperti:
- Bagaimana mendapatkan tidur yang berkualitas sesuai jam biologis kita
- Makan dengan lebih baik dan nikmat tanpa FOMO dengan aliran diet aneh-aneh.
- Berolahraga sesuka kita namun tetap sehat
- Bernapas dengan benar
- Menikmati traveling tanpa merasa dituntut membagikan selfie dan foto momen ke semua orang
- Bagaimana menyendiri tanpa dipengaruhi stigma kesepian
- Soal seni bermalas-malasan
- Mengenyahkan produktifitas semu
- dan hal-hal lain terkait gaya hidup slow living
Review dan Rating
Saya suka sekali dengan cover bukunya. Gemas! Bernuansa pink keunguan dengan ilustrasi kungkang yang sedang tidur. Sampulnya paperback tebal dengan dua lipatan pada masing-masing sampul depan dan belakang. Ukuran bukunya tidak terlalu besar dan tebal, cocok jadi teman dalam perjalanan.
Saat pertama kali membaca buku ini saya mengira ini semacam buku parodi filsafat atau sekedar lucu-lucuan (meski memang ada lucu-lucunya). Tetapi buku ini lebih dari itu, buku ini berisi sindiran halus mengenai gerak cepat orang zaman sekarang yang seringkali disibukkan oleh hal-hal yang tidak esensial.
Buku yang bikin saya mesem-mesem sendiri ini membuat saya memikirkan kembali arti produktifitas. Di halaman 9, McCartney mengatakan: "Sibuk itu bukan sesuatu yang dapat dibanggakan jika kamu merasa sengsara melakukannya."
Selesai saya membaca buku ini, saya merasa buku ini seperti ingin mendobrak aturan dan paradigma di masyarakat mengenai kesibukan. Curiga kalau sedang berbicara tentang anti-kemapanan.
Anti-kemapanan adalah sutu pandangan yang mengambil posisi berseberangan dengan prinsip-prinsip sosial, ekonomi dan politik yang konvensional dalam masyarakat.
Hah, masa buku sekungkang ini ngomongin yang susah-susah?
Meski buku ini tidak sampai membicarakan topik anti-kemapanan yang lebih ekstrim, seperti anti-globalisasi atau femininisme, tapi sebagian isinya memang melawan arus terhadap aturan-aturan di masyarakat dan norma sosial yang sudah mapan. Setidaknya di lingkungan penulis berada.
Misalnya, buku ini menentang hustle-culture (workaholism) dan anti-produktifitas semu. Tidak memaksakan diri pada tren dalam olahraga, fashion dan aliran diet tertentu. Menghargai jam tidur panjang dan waktu tidur sesuai jam biologis masing-masing orang, termasuk memaklumi begadang dan bangun siang. Dan menghargai waktu untuk menyendiri.
Hampir keseluruhan, saya suka ide-ide di buku ini.
Kelebihan buku ini
- Cover yang menarik
- Idenya cukup segar dan unik
- Berani melawan arus dengan aturan yang sudah ada, termasuk di dalam masyarakat kita.
- Mengandung aneka jenis humor, dari garing sampai dark :')
Kekurangan buku ini
- Kadang terlalu banyak bercanda. Sampai saya berpikir, ini beneran ada atau cuma sekedar satir?
- Meski ditulis oleh seorang dengan gelar Master of Philosophy, tidak ada sitasi maupun daftar pustaka di buku ini. Jadi, McCartney hanya menyampaikan beberapa penelitian untuk memperkuat argumennya, tetapi saat menengok footnote maupun bagian belakang buku, saya tidak menemukan sumber yang jelas.
Rating Minimareads
⭐️⭐️⭐️⭐️ 4/5 untuk buku filosofi segemas ini :))