Booktalk: Pengalaman Melewati Reading Slump
Reading slump adalah fase di mana seseorang yang biasanya hobi membaca tiba-tiba kehilangan minat untuk membaca buku. Rasanya seperti jenuh, bosan, atau sekadar enggan membuka halaman demi halaman.
Saya sendiri sudah beberapa kali mengalami reading slump. Biasanya, itu terjadi saat sedang sibuk atau saat sedang tertarik dengan hobi baru yang menyita perhatian.
Contohnya tahun lalu, saya mengalami reading slump selama lebih dari enam bulan karena sedang tertarik dengan dunia microstock.
Selama periode itu, saya hanya membaca lanjutan komik Spy X Family dan beberapa karya horor dari Junji Ito, itu pun seperti setengah hati karena pikiran sedang terserap sepenuhnya pada hobi baru yang sedang menyenangkan untuk dijalani.
Tapi begitu semangat terhadap hobi baru itu mulai mereda, saya pun kembali ke minat lama saya: membaca.
Reading slump itu normal
Katanya, reading slump adalah mimpi buruk bagi para pembaca buku. Tapi bagi saya, tidak begitu.
Saya justru menganggap reading slump sebagai sesuatu yang normal. Bukan hal yang aneh, apalagi kesalahan. Bahkan kutu buku paling rajin pun bisa mengalaminya di satu waktu.
Reading slump baru terasa mengganggu kalau disebabkan oleh kondisi mental tertentu. Misalnya, orang yang mengalami depresi klinis bisa kehilangan minat terhadap banyak hal, termasuk membaca. Tapi dalam kasus ini, yang perlu ditangani adalah kondisi mental dasarnya, bukan reading slump-nya itu sendiri.
Ngerasa FOMO pas reading slump
Kadang-kadang reading slump memang bikin nggak nyaman. Rasanya seperti ‘ketinggalan kereta’, apalagi kalau di media sosial ramai membicarakan buku-buku baru atau teman-teman sedang asyik dengan bacaan yang sedang naik daun.
Merasa FOMO saat sedang reading slump malah bisa memperburuk suasana. Memaksakan diri membaca buku hanya karena ingin “ikut-ikutan” sering kali membuat pengalaman membaca jadi hambar. Bahkan saya pribadi merasa lebih sulit fokus saat mencoba membaca di tengah fase seperti ini.
Tapi tenang saja. Kalau memang membaca adalah minat yang tumbuh dari dalam diri, cepat atau lambat kita akan kembali tenggelam dalam lautan kata. Setuju?
Gak semua orang 'boleh' kena reading slump
Reading slump bakal jadi masalah kalau pekerjaan kita menuntut untuk membaca banyak buku, misalnya anak sastra, editor, penerjemah buku, penggiat literasi, atau book influencer yang sedang menerima banyak endorsement.
Penulis pun butuh banyak bacaan sebagai bahan referensi. Kalau terserang reading slump, bisa-bisa terkena writer’s block juga karena kekurangan ide.
Tidak berusaha, hanya menunggu mood membaca kembali muncul
Untungnya, saya hanyalah orang biasa yang tidak menganggap reading slump sebagai bencana. Jadi kalau sedang terkena fase ini, saya memilih untuk menunggu saja sampai minat membaca itu datang kembali dengan sendirinya.
Saya pernah mencoba beberapa saran yang banyak beredar di internet soal cara mengatasi reading slump seperti mencoba genre baru, berdiskusi soal buku dengan teman, membatasi penggunaan ponsel atau media sosial, mencari suasana baru, dan sebagainya. Tapi jujur saja, sebagian besar tidak terlalu membantu. Akhirnya ya itu tadi: saya menunggu saja sampai mood membaca kembali pulih.
Nah, siapa di sini yang juga pernah mengalami reading slump?