*Review Buku Stop Talking Start Doing, Shaa Wasmund
Apakah kamu setuju, kalau hal yang paling sulit dilakukan adalah memulai? Apalagi, jika hal yang ingin dilakukan cukup menantang dan membuat kita keluar dari zona nyaman, makin susah deh mulainya.
Buku yang akan saya review kali ini unik, karena membahas tentang bagaimana cara memulai sesuatu yang dikemas dalam sedikit humor. Saya jarang menemukan buku seperti ini sebelumnya.
Identitas Buku
- Judul: Stop Talking, Start Doing: Ubah Khayalanmu Jadi Tindakan
- Judul Asli: Stop Talking, Start Doing: Kick in The Pants in Six Parts
- Penulis: Shaa Wasmund
- Penerjemah: Eta Sitepoe
- Penerbit: Gramedia
- Tahun: 2017
- Tebal: halaman
- ISBN: 978-602-03-3638-1
Tentang Penulis
Shaa Wasmund adalah seorang pengusaha, penulis, dan pembicara asal Inggris yang diakui sebagai salah satu pengusaha paling berpengaruh di Inggris. Ia meraih gelar Ekonomi dari London School of Economics dan dianugerahi gelar MBE (Member of the Order of the British Empire) oleh Ratu Inggris atas jasanya dalam bidang bisnis dan kewirausahaan.
Sebagai penulis, Shaa telah menerbitkan beberapa buku laris, termasuk “Stop Talking, Start Doing” yang menjadi buku bisnis terlaris di WHSmiths selama 14 bulan berturut-turut.
Apa yang dibahas dalam buku ini??
Ini adalah buku tentang memulai. Memulai apa saja yang menjadi impian kita. Misalnya, ingin resign dari kantor lalu memulai bisnis, belajar bahasa baru, menurunkan berat badan, menjadi konten kreator, atau memulai apa saja.
Awalnya, Shaa Wasmund dan Richard Newton menulis buku ini untuk calon entrepreneur yang ingin membangun bisnis. Namun, di tengah jalan, konsepnya diubah agar buku ini bisa diterima oleh siapa saja yang ingin memulai sesuatu.
1. Skala Prioritas Jangan Dilanggar
Buku ini diawali dengan pesan tentang skala prioritas, dikemas dalam kisah "Toples, Batu, dan Kerikil." Mungkin ada yang pernah mendengar atau membaca kisah ini, karena cukup populer.
Intinya, dalam memulai sesuatu yang baru dalam hidup, jangan sampai mengorbankan prioritas.
Misalnya, kamu ingin resign dari pekerjaan untuk membuka usaha. Ini keren, tapi jangan lupa dengan prioritasmu. Sudahkah kamu memiliki dana darurat? Bagaimana dengan tanggungan dan cicilan, aman tidak jika kamu resign sekarang? Apakah kamu sudah mempelajari cara jualan yang benar?
Atau jika seorang ibu rumah tangga ingin melanjutkan kuliah, jangan sampai lupa bahwa prioritasnya mungkin juga mencakup anak-anak dan keluarganya.
2. Sekarang Sudah Terlalu Banyak Kesempatan
Di sini, penulis memberikan pandangan mengapa kita harus segera melakukan apa yang menjadi impian kita sekarang juga. Pertama, karena waktu tidak akan menunggu. Kita semakin tua, jadi waktu terbaik untuk memulai adalah sekarang.
Kedua, kita hidup di zaman yang menawarkan banyak kemudahan, berkat kemajuan teknologi.
Belasan tahun lalu, untuk membuka sebuah toko, kita membutuhkan ruko atau setidaknya warung. Sekarang, kita bisa berjualan hanya dengan sentuhan jari di berbagai marketplace dan itu gratis! Bahkan kita bisa menjadi seorang dropshipper nyaris tanpa modal.
Saat ini, kita sudah bisa bekerja tanpa harus pergi ke kantor. Kita bisa menghasilkan uang hanya bermodal gadget. Kita bisa bertemu dengan orang-orang yang memiliki minat yang sama dari seluruh dunia.
Kita juga bisa mempelajari keterampilan baru melalui kursus online. Bahkan, berkuliah di luar negeri sekarang bisa dilakukan secara distance learning.
Singkatnya, di zaman sekarang, kita hampir tidak punya alasan lagi untuk tidak mencoba meraih keinginan kita. Tinggal mau berusaha atau tidak.
3. Menyingkirkan Rasa Takut
Apa yang menghambat kita saat kesempatan sudah tersedia di mana-mana? Apalagi kalau bukan faktor dari dalam diri kita sendiri, seperti rasa takut.
Banyak dari kita ingin mewujudkan mimpi, tapi takut untuk memulai. Takut gagal, takut modal kurang, takut omongan orang. Akhirnya, kita ragu dan menunda-nunda.
Padahal, rasa takut itu normal dan alami. Ini adalah mekanisme pertahanan diri manusia. Tapi sering kali, rasa takut kita tidak rasional. Ketakutan yang tidak masuk akal inilah yang harus disingkirkan.
Lucunya, kita sering takut terhadap hal-hal yang belum tentu terjadi. Padahal, kenyataan biasanya tidak semengerikan yang kita bayangkan. Misalnya, kamu ingin menurunkan berat badan, tapi takut dikomentari "sok diet." Padahal, belum tentu ada yang akan mengomentari itu. Kamu saja belum mulai.
4. Setan Bernama PENYESALAN Itu Lebih Menakutkan
Shaa Wasmund dalam buku ini bertanya: Lebih baik takut mencoba, atau menyesal karena tidak pernah mencoba?
Karena begini, sekali kita menaklukkan rasa takut, kita akan merasa sangat puas, apalagi kalau akhirnya berhasil meraih apa yang kita inginkan.
Sebaliknya, jika kita membiarkan ketakutan menghalangi kita, penyesalan yang datang mungkin akan menghantui seumur hidup. Jadi, pilih mana? Takut di awal atau menyesal selamanya?
Jadi, lebih baik hadapi rasa takut sekarang daripada harus menanggung penyesalan di kemudian hari.
Selain rasa takut, hambatan terbesar kedua dalam diri manusia adalah prokrastinasi, alias kebiasaan menunda-nunda.
Di buku ini, ada juga kiat mengurangi kebiasaan menunda dari Prof. Piers Steel, seorang ahli yang mempelajari perilaku mageran dari University of Calgary. Apa saja tipsnya? Selengkapnya bisa dibaca di bukunya langsung!
Review dan rating buku
Buku ini tidak terlalu padat dengan tulisan, tetapi tetap menyajikan data dan fakta ilmiah yang memperkuat ide penulisnya.
Gaya penulisannya penuh humor, ilustrasi absurd, dan kutipan keren yang kadang bikin ngakak. Bahkan, kadang-kadang terasa seperti sedang dimarahi oleh si penulisnya sendiri. Maklum, judul aslinya saja Stop Talking, Start Doing: Kick in The Pants in Six Parts. Jadi, siap-siap "ditendang" kalau masih menunda-nunda, haha!
Tapi saat membaca, saya sering merasa harus berpikir lebih dalam untuk memahami maknanya karena terjemahannya kurang nyaman dibaca. Padahal, seharusnya buku ini mudah dipahami. Sayang sekali.
Buku ini memang tentang memulai, tapi metode tentang bagaimana cara memulai baru akan kita temui di bagian empat. Jadi, hampir setengah buku ini lebih pada menguraikan mindset yang salah, seperti ketakutan irasional, alasan-alasan tidak masuk akal, tujuan yang tidak realistis, dan kebiasaan menunda-nunda.
Mungkin karena hambatan terbesar dalam mewujudkan mimpi ada di dalam diri kita sendiri: mentalitas dan mindset yang keliru. Tapi setelah itu dibereskan, membuat rencana dan melaksanakan rencana tersebut akan terasa jauh lebih mudah.
Di bagian empat hingga akhir, barulah dijelaskan bagaimana cara memulai sesuatu: membuat keputusan, menyusun rencana, dan mempertahankan motivasi hingga tujuan tercapai. Meski ini tidak ditulis lebih detail dari bagian-bagian awalnya.
Kelebihan buku
- Desain segar
Layout dan tipografi buku ini menarik serta visualnya membantu pembaca menyerap informasi dengan lebih mudah.
- Singkat padat
Tidak bertele-tele dan to the point, membuatnya mudah dibaca bahkan oleh orang yang tidak terbiasa membaca buku bisnis. - Ringan
Buat saya yang sering reading slump akhir-akhir ini, buku ini cocok.
Kekurangan
- Terjemahannya kurang nyaman
Sebenarnya ini bukan bacaan yang berat, tapi entah mengapa di beberapa bagian agak kurang mengalir. - Tidak ada yang baru
Sebenarnya hanya mengulang ide-ide yang sudah ada, hanya saja dikemas dengan gaya yang lebih segar. - Kurang detail
Ya, mungkin ini memang ditujukan untuk pembaca pemula. Saya merasa bahwa buku ini lebih bersifat motivasional daripada strategis.
Rating Minimareads
⭐️⭐️⭐️ 3/5 untuk buku motivasi bisnis pemula yang dikemas dalam humor dan satir.