Social Minimalism: Gaya Hidup Alternatif untuk Hubungan yang Lebih Bermakna

Table of Contents

social minimalist

Ini bukan tentang anti sosial atau menghindari hubungan dengan orang lain, tetapi bagaimana seorang minimalist lebih selektif dalam memilih siapa yang benar-benar ingin mereka jaga dalam lingkaran pertemanannya. Mereka juga cenderung menghindari interaksi sosial yang hanya bersifat basa-basi atau dilakukan sekadar karena tekanan sosial. 

Apa itu social minimalism?

Social minimalism adalah konsep menyederhanakan hubungan sosial dengan hanya mempertahankan interaksi yang bermakna dan mengurangi keterlibatan dalam hubungan yang tidak lagi relevan atau menguras energi. Prinsip ini diadaptasi dari filosofi minimalisme yang berfokus pada kesederhanaan dan efisiensi, tetapi diterapkan dalam aspek sosial.

Perlu ditekankan, penerapan social minimalism tidak serta-merta menarik diri sepenuhnya dari dunia sosial. Sebaliknya, ini adalah cara yang lebih selektif dalam memilih hubungan yang ingin dipelihara. Tujuannya bukan untuk menghindari orang, melainkan untuk melindungi energi, menjaga keseimbangan emosional, dan memberikan ruang bagi hubungan yang benar-benar bernilai.

Dalam praktiknya, social minimalism bisa berarti berhenti memaksakan diri hadir di acara yang terasa seperti kewajiban sosial semata, menyaring daftar pertemanan di media sosial, atau berhenti mempertahankan komunikasi yang hanya menimbulkan rasa bersalah, kecemasan, atau drama yang berulang. Pendekatan ini mengajak kita untuk jujur pada diri sendiri, apakah sebuah hubungan benar-benar memberi dukungan dan kebahagiaan, atau sekadar menjadi kebiasaan yang melelahkan?

Social minimalism, buat apa?

Bagi yang menerapkan gaya hidup ini, social minimalism memiliki beberapa tujuan, antara lain:

1. Meningkatkan Kualitas Hubungan

Dengan menyaring interaksi sosial, seseorang dapat lebih fokus pada hubungan yang benar-benar bermakna dan memberikan timbal balik positif, dibandingkan mempertahankan pertemanan hanya karena kebiasaan atau rasa tidak enak.

2. Mengurangi Beban Mental

Terlalu banyak interaksi sosial, baik di dunia nyata maupun digital, dapat membuat seseorang merasa lelah dan kewalahan. Dengan membatasi hubungan yang tidak perlu, seseorang dapat menjaga kesehatan mentalnya.

3. Menghemat Waktu dan Energi

Berinteraksi dengan terlalu banyak orang, apalagi dalam hubungan yang dangkal, bisa sangat menguras energi. Dengan membatasi interaksi, seseorang dapat menggunakan waktunya untuk hal-hal yang lebih produktif atau menyenangkan.

4. Mengurangi Tekanan Sosial

Dalam budaya yang sering kali menilai seseorang berdasarkan seberapa luas jaringan sosialnya, banyak orang merasa terpaksa untuk terus menjalin pertemanan meskipun tidak lagi relevan. Social minimalism membantu seseorang keluar dari tekanan ini dan menjalani hubungan sosial dengan lebih otentik.

Beberapa keuntungan menjalani social minimalism

1. Lebih banyak waktu buat diri sendiri

Dengan mengurangi interaksi sosial yang tidak perlu, seseorang dapat memiliki lebih banyak waktu untuk pengembangan diri, hobi, atau aktivitas yang lebih bermanfaat.

2, Hubungan yang lebih dalam dan bermakna

Karena hanya mempertahankan hubungan yang benar-benar bernilai, seseorang akan lebih bisa menikmati percakapan yang lebih bermakna dan emosional dengan orang-orang terdekatnya.

3. Mengurangi stres dan kecemasan sosial

Khusus untuk orang dengan kecenderungan stress dan cemas, tidak ada lagi perasaan terpaksa untuk menghadiri acara sosial yang tidak diinginkan atau merespons pesan dari orang-orang yang sebenarnya tidak ingin diajak bicara.

4. Meningkatkan kesadaran akan hubungan yang sehat

Dengan menjalani social minimalism, seseorang akan lebih sadar terhadap hubungan mana yang sehat dan saling mendukung, serta hubungan mana yang hanya didasarkan pada ekspektasi sosial atau kewajiban semu.

Tantangan menjalani social minimalism

1. Berisiko kehilangan koneksi yang mungkin berguna di masa depan

Dalam beberapa situasi, memiliki banyak kenalan dapat membantu, terutama dalam hal pekerjaan, bisnis atau peluang profesional. Jika terlalu membatasi interaksi sosial, seseorang mungkin kehilangan kesempatan berharga. 

2. Dapat dianggap sombong atau tidak peduli

Tidak semua orang memahami konsep ini, sehingga beberapa orang mungkin menganggapnya sebagai sikap egois atau tidak peduli terhadap lingkungan sosial. 

3. Kesulitan saat membutuhkan dukungan sosial

Dengan lingkaran sosial yang lebih kecil, seseorang mungkin memiliki lebih sedikit orang yang bisa dijadikan tempat berbagi atau meminta bantuan saat dibutuhkan.

4. Ada potensi kesepian

Jika tidak dikelola dengan baik, social minimalism bisa membuat seseorang merasa kesepian, terutama jika mengurangi interaksi sosial terlalu drastis tanpa mempertahankan hubungan yang benar-benar bermakna.

dua anak bersepeda melewati banjir

Bagaimana menerapkan social minimalism?

Setelah mengetahui apa itu social minimalism beserta kelebihan dan tantangannya, apakah ada yang tertarik? 

Jika konsep hubungan semacam itu menarik untuk kamu, ada beberapa cara sederhana bagaimana memulai gaya hidup social minimalism. Antara lain: 

  • Evaluasi hubungan sosial. Coba pikirkan siapa saja dalam hidup yang benar-benar memberi dampak positif, dan siapa yang hanya menguras energi tanpa memberi manfaat yang berarti.
  • Batasi komunikasi yang tidak perlu. Jika sebuah grup WhatsApp atau media sosial hanya membuat stres, tidak ada salahnya untuk keluar atau membatasi interaksi.
  • Pilih hubungan yang bermakna. Lebih baik memiliki beberapa teman yang benar-benar peduli daripada banyak kenalan yang tidak memberikan dukungan emosional yang nyata.
  • Berani berkata “tidak”. Tidak perlu merasa wajib untuk hadir dalam setiap pertemuan sosial atau menjalin hubungan hanya demi kesopanan. Jika tidak merasa nyaman, lebih baik menolak dengan sopan.
  • Kurangi konsumsi media sosial. Media sosial sering kali membuat seseorang merasa perlu terus terhubung dengan banyak orang. Mengurangi konsumsi media sosial bisa membantu menjalani hubungan yang lebih sehat dan otentik.

Kesimpulan

Social minimalism bukan tentang mengisolasi diri dari dunia, tetapi tentang memilih hubungan sosial dengan lebih bijak. Dengan mengurangi interaksi yang tidak perlu, seseorang dapat lebih fokus pada hubungan yang benar-benar bermakna, menjaga kesehatan mental, dan menjalani hidup dengan lebih tenang. Namun, perlu diingat bahwa keseimbangan tetap diperlukan agar tidak jatuh ke dalam kesendirian yang berlebihan.

Bagi sebagian orang, social minimalism bisa menjadi cara terbaik untuk menjalani hidup yang lebih damai dan terarah. Tetapi bagi yang lain, mungkin perlu disesuaikan dengan kebutuhan dan kenyamanan masing-masing. 

Dengan menyederhanakan interaksi sosial, seseorang bisa lebih hadir dalam hubungan yang dipilihnya. Mereka punya lebih banyak waktu dan kapasitas untuk mendengarkan, memahami, dan terhubung secara lebih dalam. Alih-alih terpecah oleh banyaknya koneksi yang dangkal, mereka memilih untuk membangun koneksi yang berkualitas.

Pada akhirnya, social minimalism bukanlah tentang menjadi eksklusif atau egois, melainkan tentang menciptakan ruang sosial yang lebih sehat, jujur, dan selaras dengan nilai-nilai personal.

sumber gambar: Canva (free)

Salbi
Salbi Seorang minimalist yang senang membaca