Bagaimana Agar Anak Gemar Membaca (Pengalaman Pribadi)

Table of Contents

Ilustrasi anak gajah membaca

Beberapa orang yang saya kenal bertanya, "gimana sih caranya biar anak suka baca buku, ketimbang nonton Youtube atau main games?" 

Saya sebenarnya senang banyak orangtua yang mulai bertanya seperti tadi. Artinya, kesadaran mereka akan pentingnya kesukaan membaca pada anak telah tumbuh. 

Meski begitu, mejawab pertanyaan itu gampang-gampang-susah. Kalau dari pengalaman saya pribadi, setidaknya butuh 4 hal penting dalam membangun kegemaran membaca pada anak, yaitu: waktu, kesempatan, teladan dan minat.

Untuk penjelasan lengkapnya, silakan lanjut membaca, ya.

1. Waktu

Membesarkan anak yang gemar membaca, membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Bahkan, beberapa orangtua sudah mengenalkan buku sejak anak berusia 0 tahun demi membangun minat tersebut. 

Jadi, memang tidak semerta-merta anak akan jadi suka membaca hanya karena sudah dibacakan atau dibelikan buku. Butuh kesabaran dalam waktu yang tidak sebentar. 

bayi membaca
Rocket Science for Baby pun ada! - copyright: Amber Faust

Nah, kalau baru mulai mengenalkan anak dengan buku saat usia sekolah apakah sudah terlambat?

Belum tentu juga. Saya sendiri mulai suka baca di usia kelas 2 SD, itu pun diawali dari sebuah komik dan majalah Bobo. Dari sana tumbuh kesenangan membaca, sampai akhirnya saya sekarang suka baca buku apa saja. 

Hanya saja, di zaman saya dulu, godaan untuk tidak membaca itu lebih sedikit daripada hari ini.

Di tahun 90an masa kecil saya, godaan itu terbatas pada konsol-konsol game seperti Sega dan Nintendo. Tapi, karena kasetnya mahal, jadi saya gak bisa punya banyak-banyak. Selain itu mainnya cuma bisa di televisi. 

Godaan lain mungkin cuma film kartun. Itupun tayangannya dibatasi jadwal di televisi, misalnya serial Tom and Jerry cuma ada di sore hari, serial Doraemon cuma ada di hari Minggu. 

Berbeda dengan anak-anak zaman sekarang yang godaannya banyak, dekat dan intens! Mau main games, nonton kartun, bisa dilakukan dari sebuah gawai yang bisa dibawa kemana-mana, bisa dibuka kapan saja di mana saja. 

Jadi, kunci membuat anak zaman sekarang suka dengan buku adalah: mengenalkan sedini mungkin dan meminimalisir godaan-godaan tadi.  

Bukan berarti si Kecil gak boleh main games, nonton Youtube, atau menjauhi teknologi secara total. Bagaimanapun seorang anak itu milik zamannya. Dan yang harus dilakukan orangtua adalah memberikan batasan. 

Di beberapa kasus, memang ada anak yang sangat sulit dibatasi. Kalau dilarang atau dibatasi, bisa tantrum atau sampai mengamuk. Kalau ada indikasi kencaduan gawai seperti ini, mungkin sudah waktunya orangtua berkonsultasi ke ahlinya. 

2. Kesempatan 

Ada ada banyak anak-anak Indonesia yang tidak memiliki kesempatan memperoleh bacaan yang bagus. Bagi keluarga yang mengalami kesulitan ekonomi, tentu akan lebih mementingkan 3 kebutuhan dasar (sandang, pangan, papan) terlebih dahulu, ketimbang membeli buku. 

Bisa juga akses perpustakaan atau toko buku yang jauh. Mau beli secara online pun terkendala biaya ongkir yang mahal.  

Sebenarnya saat ini semua orag bisa mengakses e-library secara gratis melalui smartphone, seperti IPUSNAS yang bisa didownload di Playstore. Cukup dengan bermodal kuota

Tidak bisa dipungkiri, bagi beberapa orang sebuah buku masih terbilang barang mewah. Bagi yang suka membaca namun terkendala biaya, akhirnya banyak yang membeli buku-buku repro, alias bajakan. Begitu pula dengan buku anak, jika sekiranya membenani budget rumah tangga tidak akan menjadi prioritas orangtua. 

Untungnya, saat ini mulai banyak buku-buku anak yang bagus dengan harga murah. Misalnya buku second/pre-loved. Ini tidak mengapa selama itu bukan bajakan. Tinggal pintar-pintar saja memilihnya. 

Untuk ayah bunda yang memang terbiasa membaca, sepertinya tidak sulit menemukan buku-buku murah yang bagus untuk si Kecil. Kalau mau dicari memang ada aja buku-buku murah yang bagus buat anak.

3. Teladan

Waktu dan kesempatan saja sebenarnya tidak cukup. Agar anak gemar membaca sangat penting mendapat teladan dari orangtuanya. Karena anak lebih mudah melihat contoh yang dilakukan orangtuanya ketimbang mendengar apa yang orangtuanya suruh. 

Agak susah kalau mau anak jadi seorang pembaca buku, tapi orangtuanya sendiri tidak mencontohkan hal itu. 

4. Minat

Obrolan soal minat membaca ini pernah saya singgung di postingan lama di sini. Di tulisan itu, saya berpendapat kalau gak semua orang bisa punya hobi baca, meski lingkungannya mendukung seperti itu.

Kenapa? Mungkin karena setiap orang membawa kesenangan alami yang berbeda-beda.

Pada akhirnya, hobi membaca akan tumbuh pada individu yang memang punya ketertarikan mendalam pada bahasa, kata-kata dan tulisan. Ya, mirip anak yang dikenalkan musik sejak kecil, gak semuanya jadi suka dan mau main musik, kan?

Ada kalanya, orangtua sudah menyiapkan waktu yang cukup, memberikan kesempatan yang terbuka, dan teladan pada anaknya, tapi kalau hobi si anak pada akhirnya bukanlah membaca, kita bisa apa? Dan ini terjadi pada diri saya sendiri. 

Saya dan suami adalah pembaca buku yang aktif, jadi di rumah kami buku ada di mana-mana. Lingkungan rumah seperti ini jelas-jelas sangat mendukung minat membaca anak. 

Dulu saat anak-anak masih balita. Pura-pura semua, karena belum ada yang bisa baca, hehe

Dari sebelum anak-anak belum bisa membaca, saya sudah mengenalkan mereka beragam buku bacaan dan rutin dibacakan nyaring. Buku-buku anak juga jauh lebih banyak dari jumlah mainannya. 

Semakin mereka tumbuh besar, minat dan hobinya mulai terlihat. Ada yang suka baca, dan ada yang gak begitu doyan juga.

Anak perempuan saya lebih suka menggambar dan bermain games, baca buku terbatas pada komik saja. Sedangkan anak laki-laki saya rupanya menaruh minat cukup besar pada buku-buku nonfiksi anak, sedangkan buku cerita atau komik gak begitu suka. 

Jadi, anak yang dibesarkan di lingkungan yang sama, dan dengan stimulasi yang serupa, ternyata hasilnya ya bisa beda-beda.

Meski begitu, upaya menumbuhkan kegemaran membaca itu sama sekali tidak ada ruginya. Dengan mengenalkan anak pada buku bacaan sedari dini, membuat mereka lebih mudah membaca dan menulis saat memasuki usia sekolah.

Selain itu, mendorong kegemaran membaca akan menstimulasi kemampuan literasi yang lain, misalnya berpikir kritis. Anak akan lebih suka bertanya dan memiliki rasa ingin tahu yang lebih besar dengan beragamnya buku yang mereka baca.

Itulah pengalaman yang saya share kali ini mengenai kegemaran membaca anak-anak. Semoga ini bermanfaat untuk orangtua yang sedang mengenalkan anak-anaknya kepada buku, ya.